Ali diutus ke Yaman (jan 15, 632 – feb 24, 632)
Description:
Penugasan ke Yaman
Nabi Muhammad saw paska Fathu Mekah dan kemenangan pada perang Hunain tahun ke-8 H meluaskan medan dakwahnya, diantaranya adalah mengirim Muadz bin Jabal ke Yaman. Dalam menyelesaikan sebagian masalah ia tidak berhasil dan pulang. Kemudian Nabi saw mengirim Khalid bin Walid, namun dia pun gagal dan setelah 6 bulan tinggal disana, ia kembali. Saat itu Nabi saw memanggil Ali as dan mengutusnya ke Yaman dengan membawa surat. Lalu Ali as membacakan surat itu untuk masyarakat Yaman dan mengajak mereka kepada Tauhid. Atas jerih payahnya, Kabilah Hamdan menerima Islam dan memeluknya. Ali as melaporkan akan keislaman mereka kepada Nabi saw. Beliau pun gembira dan mendoakan penduduk Hamdan.[181] Dalam laporan lain diceritakan soal perkelahian Ali as dengan kabilah Mudzhaj. Menurut laporan tersebut Imam Ali as pergi ke negri mereka dan menyeru mereka kepada Islam, dan karena mereka menolak dan memilih perang, maka Imam Ali as pun berperang dengan mereka. Setelah beliau berhasil membuat mereka lari, sekali lagi beliau menyeru mereka kepada Islam. Beliau mengumpulkan harta rampasan perang dan di musim haji menyerahkannya kepada Nabi saw disertai dengan sedekah-sedekah yang diambil dari Najran.[182]Nabi saw menyerahkan urusan peradilan Yaman kepada Ali as dan mendoakan dia supaya diberi ketabahan dan kekuatan. Sumber-sumber sejarah telah menyebutkan beberapa contoh dari peradilan-peradilan tersebut
___________________________
Metode seperti itu ternyata mendatangkan dampak positif bagi dakwah Islam. Misalnya, ketika Rasulullah mengirim Khalid bin Walid ke Yaman," jelas Fethullah Gulen dalam bukunya Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia.
Khalid bin Walid memang mulanya diutus Rasulullah untuk berdakwah ke Yaman. Tetapi ternyata penduduk Yaman tidak mau menerima dakwah yang disampaikan Khalid. Maka Rasulullah pun mengirim Ali bin Abi Thalib bersama Barra bin Azib. Menariknya ketika Ali dan Barra hampir tiba di tujuan, orang-orang Yaman sudah keluar menyambut kedatangan mereka.
Setelah itu Ali bin Abi Thalib pun mengimami sholat dan setelahnya membacakan surat Rasulullah. Seketika itu juga seluruh penduduk Yaman masuk Islam. Sedangkan setelah kedatangan Ali, Rasulullah memindahkan Khalid bin Walid untuk berdakwah ke daerah Najran yang pada saat itu didiami kaum Nasrani.
Menurut Fethullah Gulen, penempatan Ali di Yaman merupakan strategi Rasulullah yang sangat jitu. Dengan kharisma Ali yang kuat berada pada lingkaran keluarga Nabi membuat orang-orang Yaman sangat menaruh hormat pada Ali.
"Ali bin Abi Thalib ternyata tepat ditempatkan di Yaman. Sebab Ali memiliki sejarah panjang dengan Rasulullah dan juga karena dia adalah ayah dari Hasan dan Husain serta menjadi puncak silsilah dari semua quthb, para muqarrabun, wali-wali, dan para ashfiya yang akan terus muncul hingga hari kiamat. Hingga hari ini, kebenaran dan hakikat tetap berada di bawah naungan mereka. Ali berhasil menaklukkan hati penduduk Yaman dengan kata-katanya yang terkenal mampu meluluhkan siapa pun yang mendengarnya," jelas Gulen.
Hingga kemudian saat peristiwa penaklukan Mekah terjadi orang-orang Yaman yang telah memeluk Islam datang ke Mekah untuk bergabung dengan umat Islam lainnya.
Added to timeline:
Date: