Mariyah Al-Qibthiyah ( Hamba Kristian hadiah Raja Mesir) (jul 1, 627 – jul 1, 637)
Description:
Rasulullah menikah dengan Mariyah Al-Qibthiyah
Menikah dengan Nabi saw
Setelah masuk Madinah, Rasulullah saw memilih Mariyah untuk dirinya dan menghadiahkan Sirin kepada Hassan bin Tsabit.[6] Rumah pertama Ummul Mukminin Mariyah adalah rumah Haritsah bin Nu'man. Selama satu tahun ia menetap di rumah tersebut.
Kelayakan-kelayakan Mariyah dan perhatian Nabi saw kepadanya, memicu kecemburuan sebagian istri-istri Nabi saw yang lain khususnya Aisyah dan Hafsah. [7]
Mariyah adalah perempuan suci[8], agamis, dan termasuk wanita-wanita salehah, dermawan, layak dan menarik hati Nabi saw[9]. Sejarawan dan pengamat sejarah memuji kesalihannya.[10] Dalam menunjukkan kecintaan kepadanya, Nabi saw berkata: "Disaat kamu menguasai Mesir, berlaku baiklah terhadap mereka, sebab aku mempelai mereka".[11]
Turunnya Beberapa Ayat dari Surah al-Tahrim
Suatu hari di hari gilirannya, Hafsah menemui Rasulullah saw dan minta izin pergi untuk satu pekerjan di sisi ayahnya. Nabi saw mengiyakannya. Setelah Hafsah pergi, Nabi saw memanggil Mariyah. Saat Hafsah kembali ke rumah, pintu dalam keadaan tertutup dan ia duduk di luar pintu. Ketika melihat Nabi saw bersama Mariyah ia langsung marah dan berlaku kasar kepada Nabi. Untuk mendapatkan keridhaan Hafsah, Nabi mengharamkan Mariyah untuk dirinya dan meminta dari Hafsah supaya menyembunyikan masalah tersebut. [12] Pada saat itu, turunlah ayat pertama dari surah Al-Tahrim yang berisi firman Allah swt kepada Nabi Muhammad saw:
"Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu? Engkau ingin menyenangkan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang"''[13]
Pada akhirnya, Mariyah tetap tinggal bersama Rasulullah saw, tapi perhatian Nabi saw kepadanya menimbulkan kemarahan sebagian istri-istrinya. Kondisi ini bertambah parah dengan menyebarnya kabar kehamilan Mariyah. Oleh sebab ini, Nabi saw mengeluarkan Mariyah dari Madinah dan ditempatkan di kawasan atas Madinah di perkebunan kecil kurma bernama "Aliyah" yang didapat beliau di perang bani Nadhir (sekarang terkenal dengan Masyrabah Ummu Ibrahim), dan ia pergi menemuinya di sana. [14]
Kini, tempat ini berubah menjadi pekuburan tak terawat. Makam Najmah, ibu Imam Ridha as, dan sejumlah anak keturunan para Imam as (Imamzadegan) serta pecinta Ahlulbait as dikuburkan di sana. Karena orang-orang Iran terkadang datang menziarahi tempat ini, pada tahun-tahun terakhir dibuatkan tembok-tembok tinggi disekitarnya dan mereka tidak diperkenankan masuk dan melihatnya
Added to timeline:
Date: